BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Sejarah
Sistem Operasi
Arsitektur perangkat
keras komputer tradisional terdiri atas empat komponen utama yaitu “Prosesor”,
“Memori Penyimpan”, “Masukkan” (input), dan “Keluaran” (output). Model
tradisional tersebut sering dikenal dengan nama arsitektur Von Neumann. Pada
saat awal, komputer berukuran sangat besar sehingga komponen-komponennya dapat
memenuhi sebuah ruangan yang sangat besar. Sang pengguna menjadi programer yang
sekaligus merangkap menjadi operator komputer juga bekerja didalam ruang
komputer tersebut.
Walaupun berukuran
besar, sistem tersebut dikategorikan sebagai “komputer pribadi” (PC). Siapa
saja ingin melakukan komputasi; harus memesan atau mengantri untuk mendapatka
alokasi waktu (rata-rata 30-120 menit). Jika ingin melakukan kompilasi Fortran,
maka pengguna pertama kali akan me-load kompilator Fortran, yang diikuti dengan
“load” program pada data. Hasil yang diperoleh, biasanya berbentuk cetakan
(print-out). Timbul beberapa masalah pada sistem PC tersebut. Umpama, alokasi
pesanan harus dilakukan dimuka. Jika pekerjaan rampung sebelum rencana semula,
maka sistem komputer menjadi “idle”/tidak tergunakan. Sebaliknya, jika pekerjan
rampung lebih lama dari rencana semula, para calon pengguna berikutnya harus
menunggu hingga pekerjaan selesai. Selain itu, seorang pengguna kompilator
Fortran akan beruntung, jika pengguna sebelum juga menggunakan Fortran. Namun,
jika pengguna sebelum menggunakan cobol, maka pengguna Fortran harus me-“load”.
Masalah ini ditanggulangi dengan menggabungkan para pengguna kompilator sejenis
kedalam satu pengguna Batch yang sama. Medium semula yaitu puch card diganti
dengan tape.
Selanjutnya terjadi
pemisahan tugas antara programer dan operator. Para operator biasanya secara
eksklusif menjadi penghuni “ruang kaca” seberang ruang komputer. Para programer
yang merupakan pengguana (users), mengakses komputer secara tidak langsung
melalui bantuan para operator. Para pengguna mempersiapkan sebuah job yang
erdiri dari program aaplikasi, data masukkan, serta beberapa perintah
pengendali program. Medium yang lazim digunakan ialah kartu berlubang (punch
card). Setiap kartu dapat menampung informasi satu baris hingga 80 karakter set
kartu job lengkap, kemudian diserahkan kepada para operator.
Hal ini membutuhkan beberapa
kemampuan tambahan yaitu: penyedia I/O oleh sistem, pengaturan memori untuk mengalokasikan
memori pada beberapa job, penjadualan CPU untuk memilih job mana yang akan
dijalankan, serta pengalokasian perangkat keras lain. Peningkata lanjut dikenal
sistem “bagi waktu”/”tugas ganda”/”ko putasi interaktif”. Sistem ini secara
simultan dapat diakses lebih dari satu pengguna. CPU digunaka bergantian oleh
job-job dimemori dan di disk. CPU dialokasikan hanya pada job di memori dan job
dipindahkan dari dan ke disk. Interaksi langsung antara pengguna dan komputer
ini melahirkan konsep baru, yaitu response time yang diupayakan wajar agar
tidak terlalu lama menuggu.
Hingga akhir 1980-an,
sistem komputer dengan kemampuan yang “normal”, lazim dikenal dengan main-frame.
Sistem komputer dengan kemampuan lebih rendah (dan lebih murah) disebut
“komputer mini”. Sebaliknya, komputer dengan kemampuan jauh lebih canggih
disebut komputer super (super-computer). CDC 6600 merupakan yang pertama
dikenal dengan sebutan komputer super menjelang akhir tahun 1960-an. Namun
prinsip kerja dari sistem informasi dari semua komputer tersebut lebih kurang
sama saja.
Komputer klasik seperti
diungkapkan diatas, hanya memiliki satu prosesor. Keuntungan dari sistem ini
ialah lebih mudah diimplementasikan karena tidak perlu memperhatikan
singkronisasi antar prosesor, kemudahan kontrol terhadap prosesor karena sistem
proteksi tidak, terlalu rumit, dan cenderung murah (tidak ekonomis). Perlu
dicatat yang termasuk satu buah prosesor ini ialah satu buah prosesor sebagai
Central Processing Unit (CPU). Hal ini ditekankan sebab ada beberapa perangkat
yang memang memiliki prosesor tersendiri di dalam perangkat seperti VGA Card
AGP, Optical Mouse, dan lain-lain.
Merancang sebuah sistem operasi merupakan
hal yang sulit. Merancang sebuah sistem sangat berbeda dengan merancang sebuah
algoritma. Hal tersebut disebabkan karena keperluan yang dibutuhkan oleh sebuah
sistem sulit untuk didefinisikan secara tepat lebih komplek dan sebuah sistem
memiliki struktur internal dan antarmuka internal yang lebih banyak serta ukurn
dari kesuksesan dari sebuah sistemsangat abstrak. Masalah pertama dalam
mendesain sistem operasi adalah mendefinisikan tujuan dan spesifikasi sistem.
Pada level tertinggi, desain sistem akan dipengaruhi pemilihan hardware dan
tipe sistem seperti batch, time shared, single user, multiuser, distributed,
real time atau tujuan umum.
Berdasarkan level
desain tertinggi, kebutuhan sistem akan lebih sulit untuk dispesifikasi.
Kebutuhan sistem dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu user goal dan
sistem goal. User menginginkan properti sistem yang pasti seperti: sistem harus
nyaman dan mudah digunakan,mudah dipelajari, reliable, aman dan cepat.
Sekumpulan kebutuhan dapat juga didefinisikan oleh orang–orang yang harus
mendesain, membuat, memelihara dan mengoperaikan sistem operasi seperti: sistem
operasi harus mudah didesain, diimplementasikan dan dipelihara, sistem harus
fleksibel, relaible, bebas eror dan efisien. Yang harus diperhatikan dalam merancang
sebuah sistem yang baik adalah apakah sistem tersebut memenuhi tiga kebutuhan:
fungsionalitas: apakah sistem tersebut bekerja dengan baik?, kecepatan: apakah
sistem tersebut cukup cepat?, dan fault-tolerance: apakah sistem tersebut dapat
terus bekerja?.
Adapun prinsip-prinsip
dalam merancang sistem operasi adalah:
1
Extensibility
Extensibility terkait dengan kapasitas
sistem operasi untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi komputer, sehingga
setiap perubahan yang terjadi dapat difasilitasi setiap waktu, pengembangan
sistem operasi modern menggunakan arsitektur berlapis, yaitu struktur yang
modular. Karena struktur yang modular tersebut, tambahan subsistem yang sudah
ada.
2
Portability
Suatu sistem operasi dikatakan portable
jika dapat dipindahkan dari arsitektur hardware yang satu ke yang laindengan
perubahan yang relatif sedikit. Sistem operasi modern dirancang untuk
portability. Keseluruhan bagian sistem ditulis dengan bahasa C dan C++. Semua
kode prosesor diisolasi di DLL (Dynamic Link Library) disebut dengan abtraksi
lapisan hardware.
3
Reliability
Adalah kemampuan sistem operasi untuk
mengatasi kondisi eror, termasuk kemampuan sistem operasi untuk memproteksi
diri sendiri dan penggunanya dari software yang cacat. Sistem operasi modern
menahan diri dari serangan dan cacat dengan mengunakan proteksi perangkat keras
untuk memori virtual dan mekanisme proteksi perangkat lunak untuk sumber daya
sistem operasi.
4
Security
Sistem operasi harus memberikan keamanan
terhadap data yang disimpan dalam semua drive.
5
High
Performance
1.2
Pengertian
Sistem Operasi
Sistem operasi dapat dikatakan adalah perangkat lunak yang sangat
kompleks. Hal-hal yang ditangani oleh sistem operasi bukan hanya satu atau dua
saja, melainkan banyak hal. Dari menangani perangkat keras, perangkat lunak
atau program yang berjalan, sampai menangani pengguna. Hal tersebut menyebabkan
sebuah sistem operasi memiliki banyak sekali komponen-komponen tersendiri yang
memiliki fungsinya masing-masing. Seluruh komponen yang menyusun sistem operasi
tersebut saling bekerjasama untuk satu tujuan, yaitu efisiensi kerja seluruh
perangkat komputer dan kenyamanan dalam penggunaan sistem operasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui komponen-komponen
apa saja yang ada di dalam sebuah sistem operasi, agar kita bisa mempelajari
sistem operasi secara menyeluruh. Bab ini menceritakan secara umum apa saja
komponen-komponen yang ada di sistem operasi. Detail tentang setiap komponen
tersebut ada di bab-bab selanjutnya dalam buku ini.
Tanpa satu saja dari komponen-komponen tersebut, bisa dipastikan sebuah
sistem operasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Bayangkan jika kita
memiliki sistem operasi yang tidak memiliki kemampuan untuk menangani
program-program yang berjalan sekaligus. Kita tak akan bisa mengetik sambil
mendengarkan lagu sambil berselancar di internet seperti yang biasa kita
lakukan saat ini.
Contoh sebelumnya hanya sedikit gambaran bagaimana komponen-komponen
sistem operasi tersebut saling terkait satu sama lainnya. Mempelajari komponen
sistem operasi secara umum dapat mempermudah pemahaman untuk mengetahui hal-hal
yang lebih detail lagi tentang sistem operasi.
Dari berbagai macam sistem operasi yang ada, tidak semuanya memiliki
komponen-komponen penyusun yang sama. Pada umumnya sebuah sistem operasi modern
akan terdiri dari komponen sebagai berikut:
· Manajemen Proses
· Manajemen Memori Utama
· Manajemen Memori Sekunder
· Manajemen File
· Manajemen Input-Output
· Jaringan (sistem terdistribusi)
· Sistem Proteksi
1.3
Rumusan
Masalah
Sistem operasi
merupakan perangkat lunak yang sangat komplek. Hal tersebut menyebabkan sebuah sistem operasi memiliki
banyak sekali komponen-komponen tersendiri yang memiliki fungsinya
masing-masing.
Jadi rumusan masalah yang dapat kita ambil sebagai pembahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1
Jelaskan manajemen proses pada sistem operasi?
2
Jelaskan manajemen memori utama pada
sistem operasi?
3
Jelaskan manajemen
memori sekunder pada sistem operasi?
4
Jelaskan manajemen file
pada sistem operasi?
5
Jelaskan manajemen
input-output pada sistem operasi?
6
Jelaskan jaringan
(sistem terdistribusi) pada sistem operasi?
7
Jelaskan sistem
proteksi pada sistem operasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Manajemen
Proses
Proses adalah sebuah program yang sedang dieksekusi. Sedangkan program
adalah kumpulan instruksi yang ditulis ke dalam bahasa yang dimengerti sistem
operasi. Sebuah proses membutuhkan sejumlah sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya.
Sumber daya tersebut dapat berupa CPU
time, alamat memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat M/K
(masukkan-keluaran). Sistem operasi mengalokasikan sumber daya-sumber daya
tersebut saat proses itu diciptakan atau sedang diproses/dijalankan. Ketika
proses tersebut berhenti dijalankan, sistem operasi akan mengambil kembali
semua sumber daya agar bisa digunakan kembali oleh proses lainnya.
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan manajemen proses seperti:
·
Membuat dan menghapus proses pengguna dan sistem proses
Sistem
operasi bertugas mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan oleh sebuah proses
dan kemudian mengambil sumber daya itu kembali setelah proses tersebut selesai
agar dapat digunakan untuk proses lainnya.
·
Menunda atau melanjutkan proses
Sistem
operasi akan mengatur proses apa yang harus dijalankan terlebih dahulu
berdasarkan berdasarkan prioritas dari proses-proses yang ada. Apa bila terjadi
2 atau lebih proses yang mengantri untuk dijalankan, sistem operasi akan
mendahulukan proses yang memiliki prioritas paling besar.
· Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi
Sistem
operasi akan mengatur jalannya beberapa proses yang dieksekusi bersamaan.
Tujuannya adalah menghindarkan terjadinya inkonsistensi data karena pengaksesan
data yang sama, juga untuk mengatur urutan jalannya proses agar setiap proses
berjalan dengan lancar.
· Menyediakan mekanisme untuk proses
komunikasi
Sistem
operasi menyediakan mekanisme agar beberapa proses dapat saling berinteraksi
dan berkomunikasi (contohnya berbagi sumber daya antar proses) satu sama lain
tanpa menyebabkan terganggunya proses lainnya.
· Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock
Deadlock adalah suatu keadaan dimana sistem seperti
terhenti karena setiap proses memiliki sumber daya yang tidak bisa dibagi dan
menunggu untuk mendapatkan sumber daya yang sedang dimiliki oleh proses lain.
Saling menunggu inilah yang disebut deadlock(kebuntuan).
Sistem operasi harus bisa mencegah, menghindari, dan mendeteksi adanya deadlock. Jikadeadlock terjadi, sistem operasi juga harus
dapat memulihkan kondisi sistemnya.
2.2
Manajemen memori utama
Sistem operasi memiliki tugas untuk mengatur bagian memori yang sedang
digunakan dan mengalokasikan jumlah dan alamat memori yang diperlukan, baik
untuk program yang akan berjalan maupun untuk sistem operasi itu sendiri.
Tujuan dari manajemen memori utama adalah agar utilitas CPU meningkat dan untuk
meningkatkan efisiensi pemakaian memori.
Memori utama atau lebih dikenal sebagai memori adalah sebuah array yang
besar dari word atau byte yang ukurannya mencapai ratusan,
ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau byte mempunyai alamat tersendiri. Memori
utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan instruksi/data yang akses datanya digunakan
oleh CPU dan perangkat M/K. Memori utama termasuk tempat penyimpanan data yang
yang bersifat volatile(tidak
permanen), yaitu data akan hilang kalau komputer dimatikan.
Sistem komputer modern memiliki sistem hirarki memori, artinya memori
yang ada di komputer disusun dengan tingkatan kecepatan dan kapasitas yang
berbeda. Memori yang memiliki kecepatan sama dengan kecepatan prosesor memiliki
kapasitas yang kecil, berkisar hanya dari ratusan KB hingga 4 MB dengan harga
yang sangat mahal. Sedangkan memori utama yang kecepatannya jauh di bawah
kecepatan prosesor memiliki kapasitas yang lebih besar, berkisar dari 128 MB
hingga 4 GB dengan harga yang jauh lebih murah. Sistem hirarki memori ini
memiliki tujuan agar kinerja komputer yang maksimal bisa didapat dengan harga
yang terjangkau.
Sistem operasibertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan manajemen mempri seperti:
· Menjaga track dari memori yang sedang digunakan
dan siapa yang menggunaknnya.
· Memilih program yang akan di-load ke memori.
· Mengalokasikan dan meng-dealokasikan ruang memori
sesuai kebutuhan.
2.3
Manajemen memori sekunder
Penyimpanan sekunder ( secondary
storage) adalah sarana penyimpanan yang berada satu tingkat di bawah
memori utama sebuah komputer dalam hirarki memori. Tidak seperti memori utama
komputer, penyimpanan sekunder tidak memiliki hubungan langsung dengan prosesor
melalui bus, sehingga harus melewati M/K.
Sarana penyimpanan sekunder memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
· Non
volatile(tahan
lama)
Walaupun komputer
dimatikan, data-data yang disimpan di sarana penyimpanan sekunder tidak hilang.
Data disimpan dalam piringan-piringan magnetik.
· Tidak berhubungan langsung dengan bus CPU
Dalam
struktur organisasi komputer modern, sarana penyimpanan sekunder terhubung
dengan northbridge. Northbridge yang menghubungkan sarana penyimpanan
sekunder pada M/K dengan bus CPU.
· Lambat
Data yang
berada di sarana penyimpanan sekunder memiliki waktu yang lebih lama untuk
diakses ( read/write)
dibandingkan dengan mengakses di memori utama. Selain disebabkan oleh bandwidth bus yang lebih rendah, hal ini juga
dikarenakan adanya mekanisme perputaran head dan piringan magnetik yang memakan
waktu.
· Harganya murah
Perbandingan
harga yang dibayar oleh pengguna per byte data jauh lebih murah dibandingkan
dengan harga memori utama.
Sarana
penyimpanan sekunder memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
· Menyimpan berkas secara permanen
Data atau
berkas diletakkan secara fisik pada piringan magnet dari disk, yang tidak
hilang walaupun komputer dimatikan ( non
volatile).
· Menyimpan program yang belum dieksekusi prosesor
Jika sebuah
program ingin dieksekusi oleh prosesor, program tersebut dibaca dari disk, lalu
diletakkan di memori utama komputer untuk selanjutnya dieksekusi oleh prosesor
menjadi proses.
· Memori virtual
Adalah
mekanisme sistem operasi untuk menjadikan beberapa ruang kosong dari disk
menjadi alamat-alamat memori virtual, sehingga prosesor bisa menggunakan
memorivirtual ini seolah-olah sebagai memori utama. Akan tetapi, karena letaknya
di penyimpanan sekunder, akses prosesor ke memori virtual menjadi jauh lebih
lambat dan menghambat kinerja komputer.
Sistem operasi memiliki peran penting dalam manajemen penyimpanan
sekunder. Tujuan penting dari manajemen ini adalah untuk keamanan, efisiensi,
dan optimalisasi penggunaan sarana penyimpanan sekunder.
2.4
Manajemen file
File atau berkas adalah representasi program dan data
yang berupa kumpulan informasi yang saling berhubungan dan disimpan di
perangkat penyimpanan. Sistem berkas ini sangatlah penting, karena informasi
atau data yang disimpan dalam berkas adalah sesuatu yang sangat berharga bagi
pengguna. Sistem operasi harus dapat melakukan operasi-operasi pada berkas,
seperti membuka, membaca, menulis, dan menyimpan berkas tersebut pada sarana
penyimpanan sekunder. Oleh karena itu, sistem operasi harus dapat melakukan
operasi berkas dengan baik.
Sistem
operasi memberikan tanggapan terahadap manajemen file untuk aktivitas-aktivitas
sebagai berikut:
· Pembuatan dan penghapusan file/berkas.
· Penghapusan dan pembuatan direktori.
· Mendukung manipulasi file/berkas dan direktori.
· Memetakkan berkas ke secondary storage.
· Mem-backup file/berkas kemedia penyimpanan yang permanen
(non-volatile).
2.5
Manajemen input-output I/O atau masukkan-keluaran
M/K
Pekerjaan utama yang paling sering dilakukan oleh sistem komputer selain
melakukan komputasi adalah Masukan/Keluaran (M/K). Dalam kenyataannya, waktu
yang digunakan untuk komputasi lebih sedikit dibandingkan waktu untuk M/K.
Ditambah lagi dengan banyaknya variasi perangkat M/K sehingga membuat manajemen
M/K menjadi komponen yang penting bagi sebuah sistem operasi. Sistem operasi
juga sering disebut device
manager, karena sistem operasi mengatur berbagai macam perangkat ( device). Contohnya:
user menggunakan operasi yang sama untuk membaca berkas pada hard-disk,
CD-ROM, flashdisk, floppy disk, dll.
Fungsi-fungsi sistem operasi untuk sistem M/K:
· Penyanggaan ( buffering)
Menampung
data sementara dari/ke perangkat M/K.
· Penjadwalan ( scheduling)
Melakukan
penjadualan pemakaian M/K sistem supaya lebih efisien.
· Spooling
Meletakkan
suatu pekerjaan program pada penyangga, agar setiap perangkat dapat
mengaksesnya saat perangkat tersebut siap.
· Menyediakan driver perangkat yang umum
Driver digunakan agar sistem operasi dapat memberi
perintah untuk melakukan operasi pada perangkat keras M/K yang umum, seperti optical drive, media
penyimpanan sekunder, dan layar monitor.
· Menyediakan driver perangkat yang khusus
Driver digunakan agar sistem operasi dapat memberi
perintah untuk melakukan operasi pada perangkat keras M/K tertentu, seperti
kartu suara, kartu grafis, danmotherboard.
2.6
Jaringan (sistem terdistribusi)
Dukungan terhadap komunikasi data antar perangkat komputer mutlak
diperlukan. Pada model sistem terdistribusi, dimana sistem operasi mengatur
mekanisme penjadualan pengguna resource komputer dalam jaringan, maka
sekumpulan prosesor yang tidak terbagi memori atau clock diatur oleh sistem
operasi komputer host untuk pengguna prosesor dan alokasi tempat penyimpanan
serta mekanisme pendistribusian data maupun proses yang dilakukan.
Tiap prosesor mempunyai memori sendiri, prosesor-prosesor tersebut
terhubung melalui jaringan komunikasi, sistem terdistribusi menyediakan akses
pengguna ke bermacam sumber daya sistem. Akses tersebut menyebabkan:
· Computation speed-up (proses komputasi semakin
cepat).
· Increased data availability (peningkapan
ketersediaan data).
· Enhanced reliability (peningkapan kemampuan)
2.7
Sistem proteksi
Proteksi adalah mekanisme sistem operasi untuk mengontrol akses terhadap
beberapa objek yang diproteksi dalam sistem operasi. Objek-objek tersebut bisa
berupa perangkat keras (seperti CPU, memori, disk, printer, dll) atau perangkat
lunak (seperti program, proses, berkas, basis data, dll). Di beberapa sistem,
proteksi dilakukan oleh sebuah program yang bernama reference monitor. Setiap
kali ada pengaksesan sumber daya PC yang diproteksi, sistem pertama kali akan
menanyakan reference monitor tentang keabsahan akses tersebut. Reference monitor kemudian akan menentukan keputusan
apakah akses tersebut diperbolehkan atau ditolak.
Secara sederhana, mekanisme proteksi dapat digambarkan dengan konsep domain. Domain adalah himpunan yang berisi pasangan
objek dan hak akses. Masing-masing pasangan domain berisi sebuah objek dan beberapa akses
operasi (seperti read, write,
execute) yang dapat dilakukan terhadap objek tersebut. Dalam setiap waktu,
setiap proses berjalan dalam beberapa domain proteksi. Hal itu berarti terdapat
beberapa objek yang dapat diakses oleh proses tersebut, dan operasi-operasi apa
yang boleh dilakukan oleh proses terhadap objek tersebut. Proses juga bisa
berpindah dari domain ke domain lain dalam eksekusi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sistem operasi memiliki beberapa komponen, seperti manajemen proses,
manajemen memori utama, manajemen sistem berkas, manajemen sistem M/K,
manajemen penyimpanan sekunder, proteksi dan keamanan, dan antarmuka. Semua
komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Sebuah sistem operasi tidak
dapat bekerja apabila salah satu saja dari komponen-komponen tersebut hilang.
Memahami komponen-komponen sistem operasi dalam bab ini akan memudahkan
pemahaman tentang sistem operasi dalam bab-bab selanjutnya dalam buku ini.
Dalam bab-bab selanjutnya, hanya beberapa komponen saja yang akan dibahas lebih
lanjut, yaitu manajemen proses, manajemen memori utama, manajemen memori
sekunder, manajemen file/berkas, manajemen sistem input-output I/O atau
masuk-keluar M/K, jaringan (sistem terdistribusi), sistem proteksi.
3.2
Saran
Sistem operasi
merupakan hal yang sangat penting pada komputer atau alat-alat elektronik yang
memerlukan sistem operasi. Dalam sistem operasi terdapat komponen-komponen yang
mendukung kinerja dari sistem operasi. Dalam makalah tentunya masih banyak
kekurangan-kekurangan yang perlu disampaikan, misal: referensi-referensi yang
masih kurang. Untuk itu kami selaku penulis menyarankan untuk mencari
referensi-referensi lain jika ada penjelasan-penjelasan yang masih kurang dalam
penyampaian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
·
2007 . Operating
System – http:// en.wikipedia.org/ wiki/ Operating_system. Diakses 10
Oktober 2012.
0 komentar:
Post a Comment