BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Peradaban manusia semakin maju. Hal itu dapat
kita lihat pada semua sektor kehidupan. Fleksibilitas juga dituntut untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak. Salah satu jawaban yang mampu
untuk menjawab kebutuhan manusia yang ada adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah teknologi yang erat kaitannya dengan
barang-barang elektronika.
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah
tumpuan utama dalam menghadapi era globalisasi. Semua urusan dapat dengan mudah
dan cepat diselesaikan dengan adanya TIK. Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan
suatu hal yang amat penting bagi negara-negara yang ada didunia, khususnya
negara-negara maju. Semua negara maju bersaing untuk mengembangkan dan
berinovasi terus menerus dalam bidang TIK. Indonesia sebagai negara berkembang
sementara ini belum mampu bersaing dengan negara - negara maju di dunia dalam
hal TIK, akan tetapi setidaknya Indonesia telah menggunakan TIK.
Indonesia saat ini telah mulai mengembangkan
Kegiatan Belajar Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Secara ringkas
hal itu dapat diartikan bahwa semua kegiatan belajar didasarkan pada teknologi
informasi dan komunikasi, atau dengan kata lain dalam belajar kita diharapkan
mampu menggunakan TIK secara maksimal untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Konsekuensi dari hal tersebut adalah diikutsertakannya TIK sebagai salah satu
mata pelajaran yang diajarkan ditingkat SMP dan SMA, bahkan ditingkat SD.
Dengan adanya mapel TIK pada setiap jenjang pendidikan, diharapkan semua siswa
mampu menguasai paling tidak tingkat dasar dari TIK itu sendiri. Guru sebagai
pembimbing juga harus menguasai TIK dengan lebih baik. Apabila semua komponen
yang ada dalam system pendidikan saling bekerja sama dengan solid bukan tidak
mungkin suatu saat Indonesia akan menjadi negara maju dalam hal TIK.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya
penggunaanTIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1)
dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan
saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke
fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Dari
kutipan pendapat tadi, jelas tergambar bahwa apabila pembelajaran berbasis
teknologi informasi dankomunikasi benar-benar terwujud maka proses belajar
mengajar tidak lagidibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan saja dan dimana saja
kita dapatbelajar. Banyak media yang telah tersedia untuk mewujudkan
pembelajaranberbasis teknologi informasi dan kominikasi, antara lain :
komputer, laptop,LCD, hotspot area, internet, dll.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran, pada dasarnya adalah
menentukan pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan kurikulum tersebut.
Membahas pendekatan pembelajaran, banyak sekali jenis pendekatan yang dapat
diterapkan. Di antaranya pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu
teori yang dikenal dengan teori Multiple Intelligence. Teori tersebut
digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan
tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.
Pada dasarnya setiap kurikulum
menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik.
Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia
memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta
didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu
kompetensi yang sangat dominan dikuasainya.
Setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardener
seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model kecerdasan "multiple
intelligence". Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Ia
mangatakan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan
kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah
suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan.
Makalah ini membahas apa itu TIK dan
bagaimana pemanfaatannya. Dan di harapkan dengan ini penggunaan TIK pada masa
sekarang ini dan yang akan datang akan lebih maksimal untuk menunjang kehidupan
sehari-hari khususnya pada bidang pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Makalah ini juga membahas apa itu multiple intelligence dan
bagaimana penerapannya dalam pola pendidikan sekarang ini. Dan di harapkan
dengan pemahaman multiple intelligent smart learning environment berbasis IESQ
ini akan membantu guru dan siswa dalam memanfaatakan dan menciptakan suasana
belajar yang se provisional mungkin. Dan pada masa sekarang ini dan yang akan
datang akan lebih maksimal untuk menunjang kehidupan sehari-hari khususnya pada
bidang pendidikan dalam proses belajar mengajar.
B.
Identifikasi Masalah
Kemajuan zaman selalu diiringi dengan kemajuan
teknologi dalam berbagai bidang. Tidak terkecuali kemajuan dalam bidang
informasi dan teknologi. Inovasi -inovasi baru selalu muncul untuk mempermudah
manusia dalam berkomunikasi.
Dalam era globalisasi, penguasaan teknologi
dalam bidang informasi dan komunikasi praktis menjadi suatu hal yang wajib
dimiliki oleh suatu bangsa. Bisa dikatakan, salah satu indikator kemajuan suatu
bangsa adalah kemampuan masyarakatnya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
dalam kehidupan sehari-hari.
Kita bisa melihat negara-negara maju seperti
Amerika Serikat dan Jepang. Di sana, internet merupakan hal yang sangat biasa.
Internet bukan lagi menjadi barang mewah yang dimiliki hanya oleh masyarakat berpenghasilan
menengah ke atas dan berpendidikan tinggi. Bandingkan dengan Indonesia. Masih
banyak masyarakatnya yang tidak mengenal internet.
Sebenarnya, teknologi informasi dan komunikasi
tidak hanya soal internet. Kemampuan menggunakan komputer, misalnya dalam penggunaan
program pengolah kata, pengolah data, desain grafis, dan sebagainya, juga harus
dimiliki masyarakat. Hal ini perlu karena dapat meningkatkan efektifitas kerja,
produktivitas kerja, dan lain-lain.
Seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan komputerdan internet tentunya akan memiliki nilai plus dalam
persaingan kerja. Dengan internet, orang tersebut akan memiliki wawasan yang
luas. Kemudian dengan komputer, orang tersebut akan mampu mempresentasikan
gagasan - gagasan miliknya dengan lebih jelas dan mudahditangkap.
Namun, di Indonesia belum terlihat adanya
hal-hal seperti itu. Memang, ada segelintir orang yang telah memiliki kemampuan
tersebut. Sayangnya, mereka adalah orang-orang bernasib mujur yang berekonomi
tinggi dan berpendidikan tinggi. Tentu saja ini akan menyebabkan kesenjangan
sosial di antara masyarakat jika dibiarkan terlalu lama. Masalah utama akhirnya
jatuh pada generasi muda. Generasi muda adalah penerima tongkat estafet dalam
usaha untuk memajukan negara. Sudah barang tentu mereka harus dipersiapkan untuk
menghadapi era globalisasi. Jika tidak, bangsa ini akan selalu terpuruk dan
hanya menjadi negara konsumen, bukan sebagai produsen.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
diangkat penulis adalah “Bagaimana Pengembangan Pola Pendidikan Dengan
Pendekatan Multiple Intelligence Smart Learning Environment Berbasis IESQ Serta
Penggunaan Tik Dalam Proses Belajar Mengajar”
D. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.
Membuka
wawasan semua elemen pendidikan tentang pentingnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
2.
Memacu
semangat guru dan siswa untuk lebih jauh mempelajari TIK.
3.
Mengembangkan
sistem pendidikan yang lebih inovatif dan kreatif dengan pemanfaatan TIK di
dalamnya.
4.
Memajukan
sistem pendidikan di Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara lain.
5.
Membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam era global.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Multiple Intelligence
Multiple Intelligence adalah teori yang
digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan
tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.
Pada dasarnya setiap kurikulum
menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik.
Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia
memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta
didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu
kompetensi yang sangat dominan dikuasainya.
Setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardener
seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model kecerdasan "multiple
intelligence". Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Ia
mangatakan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan
kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener
adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat
ditumbuhkembangkan.
B. Pengertian
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
1.
Menurut Eric
Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology,
Glasgow,UK,1991 “Information Technology (IT) the handling of information by
electric and electronic (and microelectronic) means.” Here handling includes transfer.
Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware
and software for these tasks for the benefit of individual people and society
as a whole”
Dari penjelasan
di atas : kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan ,
mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang menguntungkan diri
sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana implikasinya agar dapat
menguntungkan secara individual dan masyarakat secara keseluruhan tidak
didifinisikan secara lebih khusus.
2.
Information Technology in the National Curriculum, England and Wales, 1995 “Information
technology (IT) capability is characterized by an ability to use effectively IT
tools an information source to analyse, process an present information, and to
model, measure an control external events.
This Involve :
This Involve :
-
Using information sourcxes and IT tools to solve problems
-
Using it tools and information source, sich as computer
systems and software packages, to support learning in variety contexts;
-
Understanding the implication of IT for working life and
society.
Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects.”
Dari penjelasan di atas : nampaknya terdapat acuan kemampuan TIK yang hendak dicapai dan system nilai dalam bekerja pada kehidupan sehari-hari yang hendak dibelajarkan, seperti nilai apa yang perlu dikembangkan dalam suatu system social masyarakat berkenaan dengan kemampuan menggunakan TIK
Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects.”
Dari penjelasan di atas : nampaknya terdapat acuan kemampuan TIK yang hendak dicapai dan system nilai dalam bekerja pada kehidupan sehari-hari yang hendak dibelajarkan, seperti nilai apa yang perlu dikembangkan dalam suatu system social masyarakat berkenaan dengan kemampuan menggunakan TIK
3.
Menurut Puskur Diknas Indonesia th …..
a.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek,
yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
1) Teknologi Informasi adalah meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi.
2) Teknologi Komunikasi adalah segala
hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer
data dari perangkat yang satu ke lainnya.
b.
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu
padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media
4.
Menurut anatta sannai, Jakarta Indonesia, 2004
Teknologi Informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau
alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada oranglain.
C.
Pendekatan
Multiple Intelligence
Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk
mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap
siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Howard Gardner (1993)
menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini
dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan
kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.
Menurut Gardner,
kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika,
kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Kecerdasan
matematika-logika
Kecerdasan matematika-logika menunjukkan kemampuan seseorang dalam
berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami
dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan matematika-logika tinggi
cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat
terjadinya sesuatu.
Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun
hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang
dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung
dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila
kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari
jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.
Peserta didik ini juga sangat menyukai berbagai permainan yang
banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti catur dan bermain teka-teki.
2.
Kecerdasan bahasa
Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan
bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk
yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan
kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada
kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis
karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya.
Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang
kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal
yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara
mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta
didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
peserta didik lainnya.
3.
Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di
sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada
dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri,
mendengarkan tape recorder,
radio, pertunjukan orkestra, atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga
lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila
dikaitkan dengan musik.
4.
Kecerdasan
visual-spasial
Kecerdasan visual-spasial menunjukkan kemampuan seseorang untuk
memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta didik
ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam
pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti
dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu
bangunan.
Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan
berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada
jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta didik demikian akan unggul,
misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan.
5.
Kecerdasan
kinestetik
Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara
aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan
memecahkan berbagai masalah.
Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah
satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan
sebagainya, atau bisa pula dijumpai pada peserta didik yang pandai menari,
terampil bermain akrobat, atau unggul dalam bermain sulap.
6.
Kecerdasan
interpersonal
Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka
terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di
sekelilingnya.
Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin
persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin,
mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari
peserta didik yang lain, dan sebagainya.
7.
Kecerdasan
intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung
mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. Peserta didik semacam ini senang melakukan instropeksi diri,
mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki
diri. Beberapa diantaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian,
merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.
8.
Kecerdasan
naturalis
Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka
terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang
terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan.
Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka
mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan
tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.
Melalui konsepnya mengenai multiple
intelligences atau
kecerdasan ganda ini Gardner mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang
konvensional mengenai kecerdasan dari tunggal menjadi jamak.
Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur
dengan menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar
melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun
ujian di sekolah belaka, tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan
peserta didik pada bidang seni, spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta
akan lingkungan.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Multiple
Intelligence
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Multiple
Intelligence adalah adanya tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan, dan
kecerdikan seorang guru dalam memerhatikan bakat masing-masing siswa (peserta
didik). Di dalam maupun di luar sekolah, setiap siswa harus berhasil menemukan
paling tidak satu wilayah kemampuan yang sesuai dengan potensi kecerdasannya.
Jika hal itu berhasil ditemukan oleh siswa dengan bimbingan guru, maka akan
menimbulkan kegembiraan dalam proses pembelajaran, bahkan akan membangkitkan
ketekunan dalam upaya-upaya penguasaan disiplin keilmuan tertentu. Penerapkan
pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus
memerhatikan beberapa langkah, meliputi:
1.
Mengidentifikasi elemen-elemen Multiple
Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya
memasukkan program seni ke dalam kurikulum.
2.
Meninjau kembali sistem
teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa
yang terabaikan.
3.
Para
guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara
sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.
4.
Proses
pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode
pembelajaran.
5.
Diskusi
dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka
kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.
Di samping langkah-langkah di atas,
sebagai upaya untuk memadukan pendekatan Multiple Intelligence dalam
pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal berikut:
1.
Persepsi
tentang siswa harus diubah
Selama ini kita selalu memiliki persepsi
terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain.
Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian
kepada berbagai macam cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan
masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita
harus menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat
kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan
belajar yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka,
mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari
kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.
2.
Guru
membutuhkan dukungan dan waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.
Jika proses pembelajaran ingin mencapai
tujuan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan yang seimbang, maka jam belajar yang selama ini hanya cukup untuk
menguasai pengetahuan saja harus diubah dengan memperluas jam belajar. Hal ini
perlu dilakukan tiada lain untuk:
a.
Memberi
dukungan dan melakukan praktek.
b.
Meminta
guru tertentu yang memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk
memberikan pelatihan.
c.
Mengintegrasikan
para spesialis yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu.
d.
Mengunjungi
lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan proses pembelajaran.
3.
Pendekatan
Multiple Intelligence dan pembelajaran
Kurikulum pada dasarnya berfokus pada
pengetahuan yang mendalam dan pengembangan kemampuan. Dalam hal ini,
pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang
harus mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau
penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat siswa.
4.
Diperlukan
pendekatan baru terhadap proses penilaian
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam aktivitas penilaian, yaitu:
a.
Bagaimana
menilai kecerdasan siswa;
b.
Bagaimana
meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, apektif, dan
psikomotorik;
c.
Bagaimana
melibatkan siswa dalam proses penilaian.
5.
Praktik profesional menuju ke
arah perkembangan
Tingkat profesionalime para pendidik perlu
dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam
menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan
kompetensi siswa.
Pernyataan-pernyataan lain yang harus
menjadi bahan renungan para guru, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.
Bagaimana
guru, siswa, administrator sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat dapat
memperoleh informasi yang memadai tentang kemampuan manusia serta
implikasi-implikasinya bagi pendekatan-pendekatan baru di bidang pendidikan?
2.
Bagaimana
memasukkan strategi-strategi belajar dan mengajar yang mampu memenuhi kebutuhan
seluruh siswa ke dalam program-program pengembangan pembelajaran?
3.
Bagaimana
menyesuaikan lingkungan sekolah agar dapat menawarkan program-program yang
lebih kaya dan bervariasi?
4.
Bagaimana mengembangkan
persepsi kita tentang siswa?
5.
Bagaimana memperluas data-data
pengajaran dan penilaian?
6.
Konsep-konsep
apakah yang mesti dipelajari siswa?
7.
Anggota
masyarakat manakah yang dapat menjadi penasihat atau dapat memberi kesempatan
magang?
8.
Bagaimana
para pendidik belajar untuk mengkombinasikan strategi-strategi pendidikan yang
paling efektif dengan menggunakan teknologi yang paling praktis dan paling
cerdas?
B.
Lingkungan Belajar Cerdas
Lingkungan belajar cerdas yang kondusif dan efektif berbasis IT, adalah lingkungan belajar
yang berpusat pada lingkungan belajar
yang melayani untuk pembelajar
1.
lerning yang berbeda gaya dan
kemampuan
2.
antusiasme untuk belajar sepanjang hayat
3.
semua
membangun perkembangan.
Tujuannya adalah
untuk:
1.
untuk membuat
belajar menyenangkan dan
memuaskan
2.
menciptakan kesempatan untuk belajar kolaboratif dan mandiri
3.
kemampuan siswa untuk berfikir. berkomunikasi, menangani informasi dan memecahkan masalah.
4.
mempromosikan kesadaran tentang kesehatan, sosial dan budaya
mempengaruhi isu-isu lingkungan
5.
pembinaan minat dan kepercayaan
diri dalam menggunakan TI.
Dengan lingkungan
belajar yang cerdas sesuai smart learning
environment (SLE) akan terjadi perubahan struktur proses belajar mengajar
diantaranya sebagai berikut:
1.
belajar berpusat
pada siswa
2.
akan semakin aktif
3.
Interaksi / kolaborasi antara guru dengan murit
4.
membangun pada pembelajaran sebelumnya
5.
proyek berbasis
6.
otentik /sesuai dengan kehidupan nyata
7.
berfikirir lebih tinggi / berpikir kritis
Keuntungan ke sekolah
sebagai lingkungan belajar cerdas adalah sebagai berikut:
1.
adanya koneksi
dan jaringan
2.
model
smart learning environment
3.
penyelenggaraan
IT
4.
penerbitan
dan pembangunan pandangan
5.
sebagai
tuntutan pembagian khusus IT
6.
aktifitas
ke hilir
7.
guru
yang professional
Seleksi criteria
sekolah sebagai lingkungan belajar yang cerdas adalah:
1.
memiliki
20 komputer dengan fasilitas LAN
2.
memiliki
surat persetujuan MOE
3.
memiliki
kesepakatan tertulis (persetujuan)
4.
Koordinator
IT tertulis
5.
memiliki
mesin berkualitas tinggi
6.
Aksi IT
yang siap pakai
7.
Seleksi
berbasia pada penampilan sekolah
Inti dari
keberhasilan pengajaran adalah bagaimana menciptakan kondisi belajar mengajar
terasa nyaman, tidak membosankan dan tidak menekan pihak yang terlibat
didalamnya. Selain itu ada beberapa potensi yang mungkin bisa menjadi pertimbangan
diantaranya adalah:
1.
Superlink (gabungan antara gaya belajar dan
dominasi kerja otak)
Superlink adalah cara termudah,
ternyaman dan tercepat seseorang menyerap informasi yang ada disekitarnya.
Komponen super link adalah
a.
Dominasi kerja otak kiri dan otak kanan
1)
Dominasi otak kanan
Otak kanan memproses invormasi non verbal, hal-hal
kongkret seperti gambar dan warna. Misalnya anak lebih mudah menangkap hal-hal
yang disampaikan lewat visual berupa gambar atau benda kongkret serta sensitive
terhadap warna.
2)
Dominan
otak kiri
Otak kiri memproses
informasi verbal seperti:
Angka,tulisan, hal-hal abstrak dengan
cara bertahap dan teratur untuk membentuk suatu pengertian konsep secara
keseluruhan.
b. Gaya belajar audio, visual dan kinestetik
1)
Gaya
bahasa Audio
Ciri-ciri gaya
bahasa audio
-
Mampu
menginat dengan baik
-
Kurang
menyukai tugas matematika
-
Suka
bicara, pandai bercerita
-
Lebih
senang mendengarkan daripada membaca
-
Lebih
menyukai seni musik
Cara pengajaran gaya
bahasa audio
-
Mengajaknya berdiskusi untuk memahami pelajaran
-
Membentuknya
menghafal pelajaran dengan membacakan materinya
-
Mengajaknya bermain Tanya jawab tentang pelajaran
tertentu
-
Perhatikan kondisi fisik sekitar usahakan hindari
kebisingan atau suara-suara yang mengganggu
-
Putarkan musik tenang tanpa lirik untuk
menghindari pecahnya konsentrasi belajar, karena dia sangat sensitif suara.
2)
Gaya
bahasa Visual
Ciri-ciri gaya belajar visual
-
Rapi dan
teratur
-
Berbicara
cepat
-
Teliti
dan rinci
-
Dalam
memberikan respon, waspada, butuh kejelasan
-
Lebih tertarik seni lukis,pahat atau gambar
-
Lebih suka menjawab ”ya” atau ”tidak”
-
Kurang bisa mengingat informasi lisan
Cara pengajaran gaya belajar visual
-
usahakan
menyedakan alat peraga;bahan gambar; flowchart atau alat eksperiment
-
membentuknya
menulis hal-hal yang penting dalam materi yang dipelajarinya
-
beri
kesempatan untuk mengobservasi
3)
Gaya
bahasa Konestetik
Ciri gaya belajar kinestetik
-
bercara
dengna perlahan
-
belajar
dengan praktek langsung
-
menghafal
dengan cara berjalan
-
tidak betah duduk lama-lama
-
menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan
secara fisik
cara pengajaran gaya belajar kinestetik
-
memberi
alat peraga yang nyata atau belajar seperti: balok, miniatur bangunan patung
peraga
-
memberi
kesembapat untuk berpindah tempat, karena anak dengan gaya ini, cenderung tidak
bisa diam.
-
Biarkan
dia menyentuh sesuatu yang berhubungan dengan pelajarannya
-
Beri kesempatan untuk mempraktekan apa yang
dipelajarinya.
Kombinasi
superlink antara lain visual otak kiri, visual otek kanan, auditori otak kiri,
auditori otek kanan, kinestitas otak kiri dan kinestitas otak kanan.
2.
Tingkat kestabilan emosi
3.
Kepribadian
masing-masing komponen yang ada didalam sistem
C.
Potensi dan Metode Pembelajaran
Pada dasarnya setiap kurikulum menitik
beratkan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence
pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan.
Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan,
sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan
dikuasainya. Titik berat dari penggalian potensi yang diberdayakan adalah pada
pelatihan mengasah tingkat kecerdasan secara emosional.
Jika kita melihat orang yang sukses dalam
pekerjaan, ada beberapa karakteristik umum yang mirip satu sama lain:
-
Bekerja dengan sepenuh hati dan
riang
-
Memiliki prestasi dalam
pekerjaan sebagai individu dan tim
-
Mampu mengelola konflik
-
Mampu menghadapi dan
menjalankan perubahan
-
Memiliki
empati terhadap atasan, bawahan dan rekan kerja
-
Mampu
membaca dan mengenali emosi diri sendiri maupun orang lain serta mengambil
tindakan yang tepat dalam menanganinya
Jika kita perhatikan, maka hampir semua
daftar di atas akan dimiliki oleh orang yang cerdas secara emosional. Khusus
untuk item nomor dua diperlukan kecerdasan intelektual yaitu bagaimana
seseorang bisa menjadi ahli di bidangnya. Memiliki
pengetahuan dan skill yang mumpuni agar bisa berprestasi secara individu. Selanjutnya kecerdasan emosional akan
membantunya berprestasi pula sebagai tim bersama rekan kerja, bawahan maupun
atasannya.
Secara sederhana, ada dua kelompok
keahlian yang dimiliki orang yang cerdas secara emosional:
1.
Kemampuan Pribadi
-
Pengenalan
diri (Self Awareness), memahami emosi, batasan yang dapat dicapai, kemampuan, kekuatan dan
kelemahan.
-
Manajemen diri (Self
Management), mampu mengendalikan diri
menghadapi berbagai situasi
-
Orientasi Tujuan (Goal
Orientation), mengetahui apa yang menjadi
tujuannya dan menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.
2.
Kemampuan Sosial
-
Empati: mengenali perasaan dan emosi orang lain
serta mampu menempatkan diri dalam posisi tersebut.
-
Keahlian
sosial (Social skills): mampu berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama, mengelola konflik serta
bersikap dengan tepat terhadap berbagai situasi perasaan dan emosi orang lain.
D.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya
dalam proses pembelajaran.
Menurut Rosenberg (2001), dengan
berkembangnya penggunaan TIK ada lima
pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1.
dari pelatihan ke
penampilan,
2.
dari
ruang kelas ke, di mana dan kapan saja,
3.
dari
kertas ke “on line” atau saluran,
4.
dari
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan
5.
dari
waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi
sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media
komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya.
Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap
muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat
memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula
siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber
melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat
membuat peserta didik beajar secara aktif.
Istilah lain yang makin poluper saat
ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi
komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28),
e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian
pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:
1.
e-learning merupakan
jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi
dan membagi materi ajar atau informasi,
2.
pengiriman sampai ke
pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar,
menggunakan teknologi internet yang standar,
3.
memfokuskan pada
pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di
balik paradigma pembelajaran tradisional.
balik paradigma pembelajaran tradisional.
Saat ini e-learning telah berkembang
dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer
Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance
Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing,
ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom),
Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.
Istilah lain yang makin popuper saat
ini ialah e-book.
e-book atau buku elektronik adalah
salah satu teknologi yang memanfaatkan computer untuk menyimpan buku dalam
bentuk yang ringkas da dinamis. Dalam sebuah e-book, selain tulisan,grafik,
gambar, animasi, maupun video sehingga informasi yang disajjikan lebih kaya
dibandingkan dengan buku konversional.
Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar
memindahkan buku konversional menjadi baentuk elektronik yang ditayangkan oleh
computer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keeping
CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk
(kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), maupun flashdisk(yang kapasitasnya bisa mencapai
16 GB atau lebih)
Beragam definisi dapat ditenmukan untuk e-learning.
Devinisi oleh Victoria L. Tinio, menyatakan bahwa e-learning meliputi
pembelajaran pada semua tingkatan,formal maupun non formal, yang menggunakan
jaringan computer untuk pengantar bahan ajar, interaksi, dan/fasilitas. Untuk
pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan
internet sering disebut sebagai online learning. Meski beragam definisi namun
pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi
informasi. Mekipun radio dan televise pendidikan adalah salah satu bentuk
e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learn ing mencapai bentuk pincaknya
setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau web-baseb learning
dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan
materi-materi pembelajaran, yang bila diperlukan dapat pula disediakan mailing
list yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap
disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola
pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan
berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia
akses ke internet. Fasilitas yang disediakan dalam LMS meliputi pengelolaan
siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran termasuk pengelolaan
evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajaran dengan
fasilitator-fasilitatornya.
Computer-based
Learning
|
Online
Learning
|
e-Learning
|
Distance Learning
|
Klasifikasi
Learning berbasis TIK
Opensource untuk learning management system antara
lain:
1.
Moodle (moodle.org)
2.
Dokeos (www.dokeos.com)
3.
Atutor (atutor.ca)
4.
ILIAS (www.ilias.de)
5.
doceboLMS(www.docebo.com)
6.
dll.
E.
Penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar
Penggunaan dan metode-metode
penggunaan TIK dalam proses belajar juga sangat beragam antara lain
1.
SIA (Sistem Informasi Akademik)
2.
Internet
3.
CD interaktif
4.
Satelit/parabola
5.
E-learning
1.
SIA(Sistem
Informasi Akademik)
Untuk memaksimalkan penggunaan TIK dalam menunjang
proses belajar mengajar, guru atau staf mengajar bisa menerbitkan atau
merancang SIA(Sistem Informasi Akademik) yang merupakan aplikasi yang
diterbitkan di internet yang bisa dijangkau oleh semua orang. Serta memberikan
kemudahan kepada para pencari informasi.
Pencari informasi akademik dapat mudah mengaksesnya
dimana saja tanpa harus jauh –jauh datang ke universitas atau instansi
pandidikan lainnya. Informasinya juga bersifat formal dan akurat karena
penerbitnya sudah pasti terpercaya.
2.
Internet
Penggunaan
internet dan web tidak hanya dapat memberikan kontribusi yang positip terhadap
kegiatan akademik mahasiswa tapi juga bagi dosen. Internet dan web dapat
memberi kemungkinan bagi dosen untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan
dalam mata kuliah yang menjadi bidang kempuannya. Melalui penggunaan internet
dan web, dosen akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir
kepada mahasiswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan dosen itu sendiri untuk
selalu giat mengakses website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini
sejalan dengan definisi Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran
di perguruan tinggi dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (humanware)
yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.
Penggunaan Internet untuk keperluan
pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta
yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya
proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat
dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan
sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya
seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.
Melalui internet, pembelajar dapat
mengadakan kontak langsung dengan penutur asli, berpartisipasi dalam suatu
forum diskusi, dan sebagainya. Interaksi antara dosen dan mahasiswa, misalnya penugasan dan pengerjaan
tugas pun dapat dilakukan melalui internet. Disamping itu juga pemanfaatan
program power-point digunakan untuk mengembangkan keterampilan wicara
siswa/mahasiswa. Dalam hal ini, siswa/mahasiswa diberi tugas untuk menguraikan
topik tertentu yang diminati selama beberapa menit dengan dukungan power-point
(Egbert dkk, 2002:7).
Situs-situs yang berhubungan dengan mata pelajaran dan pengetahuan umum
yang tidak terbatas banyak disajikan di internet. Juga di internet sangat
membantu penguasaan kemahiran-kemahiran dalam menguasai pengetahuan baru yang
tidak diajarkan dalam proses belajar mengajar dalam sekolah-atau universitas.
Karena situs-situs tersebut menyajikan berbagai data dan informasi masa lalu,
terkini dan akan datang, dunia antar bangsa dan berbagai bidang-bidang kajian
ilmu lainnya.
Situs-situs untuk bidang keislaman antara lain www.pesantren-online.com,
atau www.google.com dengan mengetik apa yang diingnkan. Kalau dilihat dari
situs www.raddadi.com sebagai contoh, maka terlihat berbagai macam bidang yang
ada dalam situs tersebut. Antara lain bidang-bidang yang diberikan adalah
sebagai berikut: situs kesehatan, situs Islam, situs media massa, situs
kerjaan, situs pekerjaan, situs sastra, situs komputer dan lain sebagainya.
3.
CD Interaktif
Satu lagi
perkembangan yang begitu pesat dan semakin modern makin mempermudah bagi
seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai macam media yang ada, diantaranya
adalah CD (compact disk) interaktif.
VCD juga
merupakan media pengajaran bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip
dengan tip rekorder hanya lebih lengkap. Tip rekorder hanya didengar, sementara
VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran
bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak
cukup dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia.
4.
Satelit/parabola
Satelit
juga memberi kemudahan bagi para pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab yakni
dalam pengayaan kosa kata dan pengenalan budaya. Dengan piringan parabola,
motor penggerak dan Digital Satellite Receiver, kita dapat menikmati siaran TV
Arab, yaitu Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abi Dhabi secara langsung.
Satelit ini lebih banyak dimanfaatkan untuk keterampilan menyimak (maharatul
istima’).
5.
E-learning
Istilah e-learning
mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan
tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu
definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E.
Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
e-Learning merupakan suatu jenis
belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannyabahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001]
menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:
e-Learning adalah sistem
pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
Matthew Comerchero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006]
mendefinisikan:
E-learning adalah sarana
pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan
teknologi. Karena ada
keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap
termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus
pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan
media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang
sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet.
Dari definisi-definisi yang muncul
dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu
e-Learning (Wahono, 2005:1).
Sekarang ini, keberadaan e-learning
semakin banyak bak jamur dimusim hujan, terutama disitus perguruan tinggi.
Seperti UI, UGM, UM, UPI, UNHAS, dan masih banyak lagi.
F.
Pergesaran Pandangan Tentang Pembelajaran
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam
memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu
1.
siswa dan guru harus
memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan
lembaga pendidikan guru
2.
harus tersedia materi
yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan
3.
guru harus memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber
digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan
TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas
maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang
sebagai:
1.
sesuatu yang sulit dan
berat,
2.
upaya mengisi
kekurangan siswa,
3.
satu proses transfer
dan penerimaan informasi,
4.
proses individual atau
soliter,
5.
kegiatan
yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil
dan terisolasi,
6.
suatu
proses linear.
Sejalan
dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran
yaitu pembelajaran sebagai:
1.
Proses alami,
2.
Proses sosial,
3.
Proses aktif dan pasif,
4.
Proses linear dan atau
tidak linear,
5.
Proses yang berlangsung
integratif dan kontekstual,
6.
Aktivitas
yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa,
7.
Aktivitas
yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan
masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Hal itu telah mengubah peran guru
dan siswa dalam pembelajaran. Peran
guru telah berubah
1.
dari:sebagai
penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala
jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator,
navigator pengetahuan, dan mitra belajar;
2.
dari mengendalikan
dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak
memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam
proses pembelajaran.
Sementara
itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu:
1.
dari
penerima informasi yang pasif menjadi
partisipan aktif dalam proses pembelajaran,
2.
dari
mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan,
3.
dari
pembelajaran sebagai aktiivitas
individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa
lain.
Lingkungan pembelajaran yang di masa
lalu berpusat pada guru, kini telah bergeser menjadi berpusat pada siswa.
Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
Lingkungan
|
Berpusat pada GURU
|
Berpusat pada SISWA
|
Aktivitas kelas
|
Guru sebagai sentral dan bersifat didaktis
|
Siswa sebagai sentral dan bersifat interaktif
|
Peran guru
|
Menyampaikan fakta-fakta, guru sebagai ahli
|
Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai ahli
|
Penekanan pengajaran
|
Mengingat fakta-fakta
|
Hubungan antara informasi dan temuan
|
Konsep pengetahuan
|
Akumulasi fakta secara kuantitas
|
Transformasi fakta-fakta
|
Penampilan keberhasilan
|
Penilaian acuan norma
|
Kuantitas pemahaman, pe-nilaian acuan patokan
|
Penilaian
|
Soal-soal pilihan berganda
|
Portofolio, pemecahan masalah, dan penampilan
|
Penggunaan teknologi
|
Latihan dan praktek
|
Komunikasi, akses, kolaborasi, ekspresi
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kecerdasan tidak terbatas pada
kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi
yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang
peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi
kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni,
spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.
Suatu negara
akan maju dalam segala aspek ekonomi, social, budaya, maupun pertahanan dan
keamanan dengan penopang pendidikan yang bermutu. Zaman semakin maju dan
berkembang, sehingga pendidikan berbasis TIK ini merupakan solusi cerdas untuk
menciptakan Sumber DayaManusia yang berkualitas bagi bangsa. Untuk membangun
system pendidikan ini memang perlu waktu, maka pemerintah dan masyarakat harus
saling sinkron untuk membangun fondasi pendidikan ini secara bertahap dan pasti
agar tidak ada kendala di suatu hari.
B. Saran
1.
Pemerintah harus lebih proaktif dalam mewujudkan sistem pendidikan
berbasis TIK dengan dukungan materi dan nonmateri.
2.
Masyarakat harus mau menerima perubahan sistem pendidikan untuk
memajukan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia.
3.
Dengan beragamnya kecerdasan manusia, menjadikan peran guru amat
penting untuk memberikan arahan pada apa yang cocok dan sesuai bagi para
siswanya.
4.
Pendidikan
adalah sarana yang sangat penting sebagai tolak ukurkemajuan suatu negara, maka
pemerintah dan masyarakat harus salingmendukung satu sama lain.
0 komentar:
Post a Comment