Home » » CONTOH MAKALAH ANALISA SISTEM INFORMASI

CONTOH MAKALAH ANALISA SISTEM INFORMASI

Written By MDC Media on Saturday, 22 June 2013 | 17:05


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Peradaban manusia semakin maju. Hal itu dapat kita lihat pada semua sektor kehidupan. Fleksibilitas juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak. Salah satu jawaban yang mampu untuk menjawab kebutuhan manusia yang ada adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah teknologi yang erat kaitannya dengan barang-barang elektronika.
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah tumpuan utama dalam menghadapi era globalisasi. Semua urusan dapat dengan mudah dan cepat diselesaikan dengan adanya TIK. Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu hal yang amat penting bagi negara-negara yang ada didunia, khususnya negara-negara maju. Semua negara maju bersaing untuk mengembangkan dan berinovasi terus menerus dalam bidang TIK. Indonesia sebagai negara berkembang sementara ini belum mampu bersaing dengan negara - negara maju di dunia dalam hal TIK, akan tetapi setidaknya Indonesia telah menggunakan TIK.
Indonesia saat ini telah mulai mengembangkan Kegiatan Belajar Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Secara ringkas hal itu dapat diartikan bahwa semua kegiatan belajar didasarkan pada teknologi informasi dan komunikasi, atau dengan kata lain dalam belajar kita diharapkan mampu menggunakan TIK secara maksimal untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Konsekuensi dari hal tersebut adalah diikutsertakannya TIK sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan ditingkat SMP dan SMA, bahkan ditingkat SD. Dengan adanya mapel TIK pada setiap jenjang pendidikan, diharapkan semua siswa mampu menguasai paling tidak tingkat dasar dari TIK itu sendiri. Guru sebagai pembimbing juga harus menguasai TIK dengan lebih baik. Apabila semua komponen yang ada dalam system pendidikan saling bekerja sama dengan solid bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia akan menjadi negara maju dalam hal TIK.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaanTIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Dari kutipan pendapat tadi, jelas tergambar bahwa apabila pembelajaran berbasis teknologi informasi dankomunikasi benar-benar terwujud maka proses belajar mengajar tidak lagidibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan saja dan dimana saja kita dapatbelajar. Banyak media yang telah tersedia untuk mewujudkan pembelajaranberbasis teknologi informasi dan kominikasi, antara lain : komputer, laptop,LCD, hotspot area, internet, dll.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran, pada dasarnya adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan kurikulum tersebut. Membahas pendekatan pembelajaran, banyak sekali jenis pendekatan yang dapat diterapkan. Di antaranya pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.
Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya.
Setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model kecerdasan "multiple intelligence". Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Ia mangatakan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan.

Makalah ini membahas apa itu TIK dan bagaimana pemanfaatannya. Dan di harapkan dengan ini penggunaan TIK pada masa sekarang ini dan yang akan datang akan lebih maksimal untuk menunjang kehidupan sehari-hari khususnya pada bidang pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Makalah ini juga membahas apa itu multiple intelligence dan bagaimana penerapannya dalam pola pendidikan sekarang ini. Dan di harapkan dengan pemahaman multiple intelligent smart learning environment berbasis IESQ ini akan membantu guru dan siswa dalam memanfaatakan dan menciptakan suasana belajar yang se provisional mungkin. Dan pada masa sekarang ini dan yang akan datang akan lebih maksimal untuk menunjang kehidupan sehari-hari khususnya pada bidang pendidikan dalam proses belajar mengajar.

B.     Identifikasi  Masalah
Kemajuan zaman selalu diiringi dengan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Tidak terkecuali kemajuan dalam bidang informasi dan teknologi. Inovasi -inovasi baru selalu muncul untuk mempermudah manusia dalam berkomunikasi.
Dalam era globalisasi, penguasaan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi praktis menjadi suatu hal yang wajib dimiliki oleh suatu bangsa. Bisa dikatakan, salah satu indikator kemajuan suatu bangsa adalah kemampuan masyarakatnya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kita bisa melihat negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang. Di sana, internet merupakan hal yang sangat biasa. Internet bukan lagi menjadi barang mewah yang dimiliki hanya oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dan berpendidikan tinggi. Bandingkan dengan Indonesia. Masih banyak masyarakatnya yang tidak mengenal internet.
Sebenarnya, teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya soal internet. Kemampuan menggunakan komputer, misalnya dalam penggunaan program pengolah kata, pengolah data, desain grafis, dan sebagainya, juga harus dimiliki masyarakat. Hal ini perlu karena dapat meningkatkan efektifitas kerja, produktivitas kerja, dan lain-lain.
Seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan komputerdan internet tentunya akan memiliki nilai plus dalam persaingan kerja. Dengan internet, orang tersebut akan memiliki wawasan yang luas. Kemudian dengan komputer, orang tersebut akan mampu mempresentasikan gagasan - gagasan miliknya dengan lebih jelas dan mudahditangkap.
Namun, di Indonesia belum terlihat adanya hal-hal seperti itu. Memang, ada segelintir orang yang telah memiliki kemampuan tersebut. Sayangnya, mereka adalah orang-orang bernasib mujur yang berekonomi tinggi dan berpendidikan tinggi. Tentu saja ini akan menyebabkan kesenjangan sosial di antara masyarakat jika dibiarkan terlalu lama. Masalah utama akhirnya jatuh pada generasi muda. Generasi muda adalah penerima tongkat estafet dalam usaha untuk memajukan negara. Sudah barang tentu mereka harus dipersiapkan untuk menghadapi era globalisasi. Jika tidak, bangsa ini akan selalu terpuruk dan hanya menjadi negara konsumen, bukan sebagai produsen.
C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat penulis adalah “Bagaimana Pengembangan Pola Pendidikan Dengan Pendekatan Multiple Intelligence Smart Learning Environment Berbasis IESQ Serta Penggunaan Tik Dalam Proses Belajar Mengajar”

D.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.      Membuka wawasan semua elemen pendidikan tentang pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2.      Memacu semangat guru dan siswa untuk lebih jauh mempelajari TIK.
3.      Mengembangkan sistem pendidikan yang lebih inovatif dan kreatif dengan pemanfaatan TIK di dalamnya.
4.      Memajukan sistem pendidikan di Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara lain.
5.      Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam era global.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Multiple Intelligence
Multiple Intelligence adalah teori yang digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.
Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya.
Setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model kecerdasan "multiple intelligence". Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Ia mangatakan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan.
B.     Pengertian TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
           1.            Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology, Glasgow,UK,1991 “Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means.” Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole
Dari penjelasan di atas : kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat secara keseluruhan tidak didifinisikan secara lebih khusus.
           2.            Information Technology in the National Curriculum, England and Wales, 1995 “Information technology (IT) capability is characterized by an ability to use effectively IT tools an information source to analyse, process an present information, and to model, measure an control external events.
This Involve :
-        Using information sourcxes and IT tools to solve problems
-        Using it tools and information source, sich as computer systems and software packages, to support learning in variety contexts;
-        Understanding the implication of IT for working life and society.
Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects
.”
Dari penjelasan di atas : nampaknya terdapat acuan kemampuan TIK yang hendak dicapai dan system nilai dalam bekerja pada kehidupan sehari-hari yang hendak dibelajarkan, seperti nilai apa yang perlu dikembangkan dalam suatu system social masyarakat berkenaan dengan kemampuan menggunakan TIK
           3.            Menurut Puskur Diknas Indonesia th …..
a.         Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
1)      Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
2)      Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
b.         Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media
           4.            Menurut anatta sannai, Jakarta Indonesia, 2004
Teknologi Informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada oranglain.

C.    Pendekatan Multiple Intelligence
Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk  mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Howard Gardner (1993) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

           1.            Kecerdasan matematika-logika
Kecerdasan matematika-logika menunjukkan kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan matematika-logika tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.
Peserta didik ini juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti catur dan bermain teka-teki.
           2.            Kecerdasan bahasa
Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya.
Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
           3.            Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio, pertunjukan orkestra, atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.
           4.            Kecerdasan visual-spasial
Kecerdasan visual-spasial menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.
Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan.
           5.            Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa pula dijumpai pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain akrobat, atau unggul dalam bermain sulap.
           6.            Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.
Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.
           7.            Kecerdasan intrapersonal 
Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Peserta didik semacam ini senang melakukan instropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri. Beberapa diantaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.
           8.            Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan.
Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.
Melalui konsepnya mengenai multiple intelligences atau kecerdasan ganda ini Gardner mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan dari tunggal menjadi jamak.
Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi  kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.


BAB III
PEMBAHASAN


A.    Konsep Dasar Multiple Intelligence
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Multiple Intelligence adalah adanya tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan, dan kecerdikan seorang guru dalam memerhatikan bakat masing-masing siswa (peserta didik). Di dalam maupun di luar sekolah, setiap siswa harus berhasil menemukan paling tidak satu wilayah kemampuan yang sesuai dengan potensi kecerdasannya. Jika hal itu berhasil ditemukan oleh siswa dengan bimbingan guru, maka akan menimbulkan kegembiraan dalam proses pembelajaran, bahkan akan membangkitkan ketekunan dalam upaya-upaya penguasaan disiplin keilmuan tertentu. Penerapkan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus memerhatikan beberapa langkah, meliputi:
           1.            Mengidentifikasi elemen-elemen Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya memasukkan program seni ke dalam kurikulum.
           2.            Meninjau kembali sistem teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa yang terabaikan.
           3.            Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.
           4.            Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode pembelajaran.
           5.            Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.

Di samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal berikut:
           1.            Persepsi tentang siswa harus diubah
Selama ini kita selalu memiliki persepsi terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain. Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian kepada berbagai macam cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita harus menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan belajar yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka, mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.
           2.            Guru membutuhkan dukungan dan waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.
Jika proses pembelajaran ingin mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang seimbang, maka jam belajar yang selama ini hanya cukup untuk menguasai pengetahuan saja harus diubah dengan memperluas jam belajar. Hal ini perlu dilakukan tiada lain untuk:
a.       Memberi dukungan dan melakukan praktek.
b.      Meminta guru tertentu yang memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk memberikan pelatihan.
c.       Mengintegrasikan para spesialis yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu.
d.      Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan proses pembelajaran.
           3.            Pendekatan Multiple Intelligence dan pembelajaran
Kurikulum pada dasarnya berfokus pada pengetahuan yang mendalam dan pengembangan kemampuan. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang harus mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat siswa.
           4.            Diperlukan pendekatan baru terhadap proses penilaian
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas penilaian, yaitu:
a.       Bagaimana menilai kecerdasan siswa;
b.      Bagaimana meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, apektif, dan psikomotorik;
c.       Bagaimana melibatkan siswa dalam proses penilaian.
           5.            Praktik profesional menuju ke arah perkembangan
Tingkat profesionalime para pendidik perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan kompetensi siswa.
Pernyataan-pernyataan lain yang harus menjadi bahan renungan para guru, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
                         1.            Bagaimana guru, siswa, administrator sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat dapat memperoleh informasi yang memadai tentang kemampuan manusia serta implikasi-implikasinya bagi pendekatan-pendekatan baru di bidang pendidikan?
                         2.            Bagaimana memasukkan strategi-strategi belajar dan mengajar yang mampu memenuhi kebutuhan seluruh siswa ke dalam program-program pengembangan pembelajaran?
                         3.            Bagaimana menyesuaikan lingkungan sekolah agar dapat menawarkan program-program yang lebih kaya dan bervariasi?
                         4.            Bagaimana mengembangkan persepsi kita tentang siswa?
                         5.            Bagaimana memperluas data-data pengajaran dan penilaian?
                         6.            Konsep-konsep apakah yang mesti dipelajari siswa?
                         7.            Anggota masyarakat manakah yang dapat menjadi penasihat atau dapat memberi kesempatan magang?
                         8.            Bagaimana para pendidik belajar untuk mengkombinasikan strategi-strategi pendidikan yang paling efektif dengan menggunakan teknologi yang paling praktis dan paling cerdas?
B.     Lingkungan Belajar Cerdas
Lingkungan belajar cerdas yang kondusif dan efektif berbasis IT, adalah lingkungan belajar yang berpusat pada lingkungan belajar yang melayani untuk pembelajar
               1.            lerning yang berbeda gaya dan kemampuan
               2.            antusiasme untuk belajar sepanjang hayat
               3.            semua membangun perkembangan.

Tujuannya adalah untuk:
               1.            untuk membuat belajar menyenangkan dan memuaskan
               2.            menciptakan kesempatan untuk belajar kolaboratif dan mandiri
               3.            kemampuan siswa untuk berfikir. berkomunikasi, menangani informasi dan memecahkan masalah.
               4.            mempromosikan kesadaran tentang kesehatan, sosial dan budaya mempengaruhi isu-isu lingkungan
               5.            pembinaan minat dan kepercayaan diri dalam menggunakan TI.

Dengan lingkungan belajar yang cerdas sesuai smart learning environment (SLE) akan terjadi perubahan struktur proses belajar mengajar diantaranya sebagai berikut:
               1.            belajar berpusat pada siswa
               2.            akan semakin aktif
               3.            Interaksi / kolaborasi antara guru dengan murit
               4.            membangun pada pembelajaran sebelumnya
               5.            proyek berbasis
               6.            otentik /sesuai dengan kehidupan nyata
               7.            berfikirir lebih tinggi / berpikir kritis

Keuntungan ke sekolah sebagai lingkungan belajar cerdas adalah sebagai berikut:
               1.            adanya koneksi dan jaringan
               2.            model smart learning environment
               3.            penyelenggaraan IT
               4.            penerbitan dan pembangunan pandangan
               5.            sebagai tuntutan pembagian khusus IT
               6.            aktifitas ke hilir
               7.            guru yang professional

Seleksi criteria sekolah sebagai lingkungan belajar yang cerdas adalah:
               1.            memiliki 20 komputer dengan fasilitas LAN
               2.            memiliki surat persetujuan MOE
               3.            memiliki kesepakatan tertulis (persetujuan)
               4.            Koordinator IT tertulis
               5.            memiliki mesin berkualitas tinggi
               6.            Aksi IT yang siap pakai
               7.            Seleksi berbasia pada penampilan sekolah

Inti dari keberhasilan pengajaran adalah bagaimana menciptakan kondisi belajar mengajar terasa nyaman, tidak membosankan dan tidak menekan pihak yang terlibat didalamnya. Selain itu ada beberapa potensi yang mungkin bisa menjadi pertimbangan diantaranya adalah:
               1.            Superlink (gabungan antara gaya belajar dan dominasi kerja otak)
Superlink adalah cara termudah, ternyaman dan tercepat seseorang menyerap informasi yang ada disekitarnya.
Komponen super link adalah
a.       Dominasi kerja otak kiri dan otak kanan
1)          Dominasi otak kanan
Otak kanan memproses invormasi non verbal, hal-hal kongkret seperti gambar dan warna. Misalnya anak lebih mudah menangkap hal-hal yang disampaikan lewat visual berupa gambar atau benda kongkret serta sensitive terhadap warna.
2)          Dominan otak kiri
Otak kiri memproses informasi verbal seperti:
Angka,tulisan, hal-hal abstrak dengan cara bertahap dan teratur untuk membentuk suatu pengertian konsep secara keseluruhan.
b.      Gaya belajar audio, visual dan kinestetik
1)          Gaya bahasa Audio
Ciri-ciri gaya bahasa audio
-        Mampu menginat dengan baik
-        Kurang menyukai tugas matematika
-        Suka bicara, pandai bercerita
-        Lebih senang mendengarkan daripada membaca
-        Lebih menyukai seni musik
Cara pengajaran gaya bahasa audio
-        Mengajaknya berdiskusi untuk memahami pelajaran
-        Membentuknya menghafal pelajaran dengan membacakan materinya
-        Mengajaknya bermain Tanya jawab tentang pelajaran tertentu
-        Perhatikan kondisi fisik sekitar usahakan hindari kebisingan atau suara-suara yang mengganggu
-        Putarkan musik tenang tanpa lirik untuk menghindari pecahnya konsentrasi belajar, karena dia sangat sensitif suara.
2)          Gaya bahasa Visual
Ciri-ciri gaya belajar visual
-        Rapi dan teratur
-        Berbicara cepat
-        Teliti dan rinci
-        Dalam memberikan respon, waspada, butuh kejelasan
-        Lebih tertarik seni lukis,pahat atau gambar
-        Lebih suka menjawab ”ya” atau ”tidak”
-        Kurang bisa mengingat informasi lisan
Cara pengajaran gaya belajar visual
-           usahakan menyedakan alat peraga;bahan gambar; flowchart atau alat eksperiment
-        membentuknya menulis hal-hal yang penting dalam materi yang dipelajarinya
-        beri kesempatan untuk mengobservasi
3)          Gaya bahasa Konestetik
Ciri gaya belajar kinestetik
-        bercara dengna perlahan
-        belajar dengan praktek langsung
-        menghafal dengan cara berjalan
-        tidak betah duduk lama-lama
-        menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara fisik
cara pengajaran gaya belajar kinestetik
-        memberi alat peraga yang nyata atau belajar seperti: balok, miniatur bangunan patung peraga
-        memberi kesembapat untuk berpindah tempat, karena anak dengan gaya ini, cenderung tidak bisa diam.
-        Biarkan dia menyentuh sesuatu yang berhubungan dengan pelajarannya
-        Beri kesempatan untuk mempraktekan apa yang dipelajarinya.
            Kombinasi superlink antara lain visual otak kiri, visual otek kanan, auditori otak kiri, auditori otek kanan, kinestitas otak kiri dan kinestitas otak kanan.
               2.            Tingkat kestabilan emosi
               3.            Kepribadian masing-masing komponen yang ada didalam sistem

C.    Potensi dan Metode Pembelajaran
Pada dasarnya setiap kurikulum menitik beratkan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya. Titik berat dari penggalian potensi yang diberdayakan adalah pada pelatihan mengasah tingkat kecerdasan secara emosional.
Jika kita melihat orang yang sukses dalam pekerjaan, ada beberapa karakteristik umum yang mirip satu sama lain:
-         Bekerja dengan sepenuh hati dan riang
-         Memiliki prestasi dalam pekerjaan sebagai individu dan tim
-         Mampu mengelola konflik
-         Mampu menghadapi dan menjalankan perubahan
-         Memiliki empati terhadap atasan, bawahan dan rekan kerja
-         Mampu membaca dan mengenali emosi diri sendiri maupun orang lain serta mengambil tindakan yang tepat dalam menanganinya
Jika kita perhatikan, maka hampir semua daftar di atas akan dimiliki oleh orang yang cerdas secara emosional. Khusus untuk item nomor dua diperlukan kecerdasan intelektual yaitu bagaimana seseorang bisa menjadi ahli di bidangnya. Memiliki pengetahuan dan skill yang mumpuni agar bisa berprestasi secara individu. Selanjutnya kecerdasan emosional akan membantunya berprestasi pula sebagai tim bersama rekan kerja, bawahan maupun atasannya.
Secara sederhana, ada dua kelompok keahlian yang dimiliki orang yang cerdas secara emosional:
               1.            Kemampuan Pribadi
-         Pengenalan diri (Self Awareness), memahami emosi, batasan yang dapat dicapai, kemampuan, kekuatan dan kelemahan.
-         Manajemen diri (Self Management), mampu mengendalikan diri menghadapi berbagai situasi
-         Orientasi Tujuan (Goal Orientation), mengetahui apa yang menjadi tujuannya dan menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.
               2.            Kemampuan Sosial
-         Empati: mengenali perasaan dan emosi orang lain serta mampu menempatkan diri dalam posisi tersebut.
-         Keahlian sosial (Social skills): mampu berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama, mengelola konflik serta bersikap dengan tepat terhadap berbagai situasi perasaan dan emosi orang lain.
D.    Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan  TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
               1.            dari pelatihan ke penampilan,
               2.            dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja,
               3.            dari kertas ke “on line” atau saluran,
               4.            dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan
               5.            dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan  dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik beajar secara aktif.
Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:
                1.            e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
                2.            pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar,
                3.            memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di
balik paradigma pembelajaran tradisional.
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.
Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-book.
e-book atau buku elektronik adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan computer untuk menyimpan buku dalam bentuk yang ringkas da dinamis. Dalam sebuah e-book, selain tulisan,grafik, gambar, animasi, maupun video sehingga informasi yang disajjikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konversional.
Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konversional menjadi baentuk elektronik yang ditayangkan oleh computer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keeping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), maupun flashdisk(yang kapasitasnya bisa mencapai 16 GB atau lebih)

Beragam definisi dapat ditenmukan untuk e-learning. Devinisi oleh Victoria L. Tinio, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan,formal maupun non formal, yang menggunakan jaringan computer untuk pengantar bahan ajar, interaksi, dan/fasilitas. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Mekipun radio dan televise pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learn ing mencapai bentuk pincaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.

Internet-based learning atau web-baseb learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran, yang bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan dalam LMS meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajaran dengan fasilitator-fasilitatornya.

Computer-based
Learning
Online Learning
e-Learning
Distance Learning
 






Klasifikasi Learning berbasis TIK

Opensource untuk learning management system antara lain:
1.      Moodle (moodle.org)
2.      Dokeos (www.dokeos.com)
3.      Atutor (atutor.ca)
4.      ILIAS (www.ilias.de)
5.      doceboLMS(www.docebo.com)
6.      dll.

E.     Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar
Penggunaan dan metode-metode penggunaan TIK dalam proses belajar juga sangat beragam antara lain
               1.            SIA (Sistem Informasi Akademik)
               2.            Internet
               3.            CD interaktif
               4.            Satelit/parabola
               5.            E-learning



               1.            SIA(Sistem Informasi Akademik)
Untuk memaksimalkan penggunaan TIK dalam menunjang proses belajar mengajar, guru atau staf mengajar bisa menerbitkan atau merancang SIA(Sistem Informasi Akademik) yang merupakan aplikasi yang diterbitkan di internet yang bisa dijangkau oleh semua orang. Serta memberikan kemudahan kepada para pencari informasi.
Pencari informasi akademik dapat mudah mengaksesnya dimana saja tanpa harus jauh –jauh datang ke universitas atau instansi pandidikan lainnya. Informasinya juga bersifat formal dan akurat karena penerbitnya sudah pasti terpercaya.
               2.            Internet
Penggunaan internet dan web tidak hanya dapat memberikan kontribusi yang positip terhadap kegiatan akademik mahasiswa tapi juga bagi dosen. Internet dan web dapat memberi kemungkinan bagi dosen untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah yang menjadi bidang kempuannya. Melalui penggunaan internet dan web, dosen akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada mahasiswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan dosen itu sendiri untuk selalu giat mengakses website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan definisi Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran di perguruan tinggi dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (humanware) yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.
Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain.
Melalui internet, pembelajar dapat mengadakan kontak langsung dengan penutur asli, berpartisipasi dalam suatu forum diskusi, dan sebagainya. Interaksi antara dosen dan mahasiswa, misalnya penugasan dan pengerjaan tugas pun dapat dilakukan melalui internet. Disamping itu juga pemanfaatan program power-point digunakan untuk mengembangkan keterampilan wicara siswa/mahasiswa. Dalam hal ini, siswa/mahasiswa diberi tugas untuk menguraikan topik tertentu yang diminati selama beberapa menit dengan dukungan power-point (Egbert dkk, 2002:7).
Situs-situs yang berhubungan dengan mata pelajaran dan pengetahuan umum yang tidak terbatas banyak disajikan di internet. Juga di internet sangat membantu penguasaan kemahiran-kemahiran dalam menguasai pengetahuan baru yang tidak diajarkan dalam proses belajar mengajar dalam sekolah-atau universitas. Karena situs-situs tersebut menyajikan berbagai data dan informasi masa lalu, terkini dan akan datang, dunia antar bangsa dan berbagai bidang-bidang kajian ilmu lainnya.
Situs-situs untuk bidang keislaman antara lain www.pesantren-online.com, atau www.google.com dengan mengetik apa yang diingnkan. Kalau dilihat dari situs www.raddadi.com sebagai contoh, maka terlihat berbagai macam bidang yang ada dalam situs tersebut. Antara lain bidang-bidang yang diberikan adalah sebagai berikut: situs kesehatan, situs Islam, situs media massa, situs kerjaan, situs pekerjaan, situs sastra, situs komputer dan lain sebagainya.
               3.            CD Interaktif
Satu lagi perkembangan yang begitu pesat dan semakin modern makin mempermudah bagi seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai macam media yang ada, diantaranya adalah CD (compact disk) interaktif.
VCD juga merupakan media pengajaran bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tip rekorder hanya lebih lengkap. Tip rekorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia.
               4.            Satelit/parabola
Satelit juga memberi kemudahan bagi para pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab yakni dalam pengayaan kosa kata dan pengenalan budaya. Dengan piringan parabola, motor penggerak dan Digital Satellite Receiver, kita dapat menikmati siaran TV Arab, yaitu Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abi Dhabi secara langsung. Satelit ini lebih banyak dimanfaatkan untuk keterampilan menyimak (maharatul istima’).
               5.            E-learning
Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannyabahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
Matthew Comerchero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006] mendefinisikan:
E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet.
Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning (Wahono, 2005:1).
Sekarang ini, keberadaan e-learning semakin banyak bak jamur dimusim hujan, terutama disitus perguruan tinggi. Seperti UI, UGM, UM, UPI, UNHAS, dan masih banyak lagi.
F.     Pergesaran Pandangan Tentang Pembelajaran
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu
               1.            siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru
               2.            harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan
               3.            guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai:
               1.            sesuatu yang sulit dan berat,
               2.            upaya mengisi kekurangan siswa,
               3.            satu proses transfer dan penerimaan informasi,
               4.            proses individual atau soliter,
               5.            kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi,
               6.            suatu proses linear.
Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai:
             1.              Proses alami,
             2.              Proses sosial,
             3.              Proses aktif dan pasif,
             4.              Proses linear dan atau tidak linear,
             5.              Proses yang berlangsung integratif dan kontekstual,
             6.              Aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa,
             7.              Aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah
             1.              dari:sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar;
             2.              dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu:
             1.              dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran,
             2.              dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan,
             3.              dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru, kini telah bergeser menjadi berpusat pada siswa. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:

Lingkungan
Berpusat pada GURU
Berpusat pada SISWA
Aktivitas kelas
Guru sebagai sentral dan bersifat didaktis
Siswa sebagai sentral dan bersifat interaktif
Peran guru
Menyampaikan fakta-fakta, guru sebagai ahli
Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai ahli
Penekanan pengajaran
Mengingat fakta-fakta
Hubungan antara informasi dan temuan
Konsep pengetahuan
Akumulasi fakta secara kuantitas
Transformasi fakta-fakta
Penampilan keberhasilan
Penilaian acuan norma
Kuantitas pemahaman, pe-nilaian acuan patokan
Penilaian
Soal-soal pilihan berganda
Portofolio, pemecahan masalah, dan penampilan
Penggunaan teknologi
Latihan dan praktek
Komunikasi, akses, kolaborasi, ekspresi



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi  kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.
Suatu negara akan maju dalam segala aspek ekonomi, social, budaya, maupun pertahanan dan keamanan dengan penopang pendidikan yang bermutu. Zaman semakin maju dan berkembang, sehingga pendidikan berbasis TIK ini merupakan solusi cerdas untuk menciptakan Sumber DayaManusia yang berkualitas bagi bangsa. Untuk membangun system pendidikan ini memang perlu waktu, maka pemerintah dan masyarakat harus saling sinkron untuk membangun fondasi pendidikan ini secara bertahap dan pasti agar tidak ada kendala di suatu hari.

B.     Saran
               1.            Pemerintah harus lebih proaktif dalam mewujudkan sistem pendidikan berbasis TIK dengan dukungan materi dan nonmateri.
               2.            Masyarakat harus mau menerima perubahan sistem pendidikan untuk memajukan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia.
               3.            Dengan beragamnya kecerdasan manusia, menjadikan peran guru amat penting untuk memberikan arahan pada apa yang cocok dan sesuai bagi para siswanya.
               4.            Pendidikan adalah sarana yang sangat penting sebagai tolak ukurkemajuan suatu negara, maka pemerintah dan masyarakat harus salingmendukung satu sama lain.

Share this article :

0 komentar:

Popular Products

Contact Form

Name

Email *

Message *

 
Support : Toko Kami | Morodadi Computer | Percetakan |
Copyright © 2011. Morodadi Komputer
Creating Website Published by Morodadi Computer dan Advertising
powered by MDCTEAM